Saturday, July 16, 2016

Gara-gara bolos

"hoi, buruan ke lapangan bentar lagi kita upacara nih, cepat nanti ada guru yg ngecek kelas kita" 
"aku ga bisa nih"
"emang kenapa? sakit perut?
"bukan"
"sakit kepala?
"bukan"
"terus apa?
"ga ada topi :D"
"halah klasik banget alasanmu"
"aku jaga kelas aj deh "
"pake dijagain segala tuh kelas ga akan kabur"
"hehehe"
"yeh malah cengengesan ayo cepat"
"aku lagi males upacara nih, capek kemren baru selesai seleksi pelari pembawa obor olimpiade"
"ada-ada aja, yaudah ntar aku bilangin ke guru piketnya"
"tengkyu sera,nanti aku traktir siomay deh"
"ga mau, aku maunya batagor, dah ya, jaga baik-baik tuh kelas biar ga kabur"
"siap tuan putri"
 akhirnya dika pun bisa tenang di kelas seorang diri tanpa ada gangguan siapa-siapa. hari senin emang hari yg bikin malas buat sebagian orang, dika termasuk ke golongan itu, dari berangkat ke sekolah aja dia udah malas-malasan mungkin faktor kemrennya hari minggu kali ya jadinya masih kebawa-bawa malasnya.
"akhirnya bisa bebas, tp mau ngapainnya ya?"
"eh kok kamu ngomong sendiri sih? kayak disinetron-sinetron aja"
"ini kan aku ngomong dalam hati, dasar penulis aneh"
"LAH?"
dika emang kadang orang nya suka nyebelin masa penulisnya aja dimarahin, eh sorry curhat. tp dia itu sebenarnya baik kok buktinya masih pagi gini aja dia udah nolongin ibu kantin. nolongin ngabisin makanannya sih. Dia emang paling hobi kalo urusan makan tapi kalo urusan bayar belakangan, yg penting perut kenyang dulu katanya prinsip yg dia pegang teguh.
"nak dika makan terus, jgn lupa bayar ya" kata ibu kantin yang biasa diutangin oleh dika
"siap bu"
teng teng teng teng teng
Bukan, itu bukan suara orang jualan genteng, tp suara lonceng tanda jam pelajaran sudah mau dimulai makanya dika langsung buru-buru ngacir ke kelas tapi ditengah jalan dia bertemu ilham dan damar
"eh kalian lagi ngapain disana ,ayo bentar lagi masuk nih"
"sini dulu dik, kita ada bisnis nih" kta damar dengn nada serius.
"bisnis apaan" tanya dika penasaran.
"tapi bisnis ini R-A-H-A-S-I-A " jawab ilham dengan nada tak mau klah serius.
"eh kok ngobrol nya jdi aneh gini, bisa sntai aja ga?"
"ga bisa dik, krna ini R-A-H-A-S-I-A" damar menjawab dengan nada yg sama S-E-R-I-U-S
"Eh penulis ga boleh ikut-ikutan ya"
"LAH?
"jadi bisninya apaan ? Penasaran nih”
"gini kita ngobrolnya di belakang kelas aja gimana?” kata ilham
"bener tuh kita ngobrol disana aja"
"kita bolos nih? " tanya dika
"Sekali sekali dik ayolah"
"hmmm, ayolah penasaran juga aku dengn bisnisnya ini, awas klo ngecewaain"
Berangktlah mereka ke belakng kelas.
Belakang kelas dika emng suasana nya enak untuk ngumpul-ngumpul dan ngoboral santai makanya disana jadi tempat basecamp klo mau bolos.
"jd bisnis apa nih yg kita bicarakn sekarang ini" tanya dika penasaran
"ini dik, sebenarnya ilham suka sama sera" kata damar
" terus?"
"nah, sera kan dekat samamu, jdi kan bisalah bantu-bantu dikit" kata ilham
"yah jadi nih masalah cewe? yah kirain apaan tadi"
"kalo soal lain mah mudah dik, tapi kalo ini bicara hati dik, beda " kata damar menambahkan. Tak lama kemudian muncul lah sesosok manusia besar yg tak asing lgi, dialah yuda.
"disini rupanya kalian"
"kok ga msuk yud"
"suntuk dikelas, ga ngerti aku pelajaranya"
"mantap"
*
"wah kalian kemana aja tadi?" tanya sera panik
"biasa ada bisnis kecil2an" jawab dika sekenanya
"ini kami lagi bisnis jual beli kecebong" jawab ilham ngasal
"hehehe" damar dan yuda cuma cekikikan dengar jawban ilham yg ngasal smbil tersipu malu
"parah kalian, ibu guru tadi marah karena kalian bolos"
"hah, serius nih?" teriak yuda panik
"iya, serius. mendingn kalian minta maaf deh"
"haduh, ibunya udah pulang lagi,gimana dong?" dika jadi ikutan panik
"ah, kalo urusan itu tenang aku punya rencana" kata ilham dengn penuh percaya diri
"emang apa rencanamu?" tanya dika
"gini besok sebelum ibu itu masuk kelas, kita tunggu di luar kelas, pas dia udah masuk baru
kita masuk dengan sambil berjalan gaya boyband kece, terus kita lngsung berlutut sambil minta maaf ke dia. Aku yakin ibu itu pasti maafin kita"
"rencana yg briliant, tpi aku gaa mau ngelakuinnya deh kayaknya,geli" kata dika menolak
"aku juga"
"aku pun demikian"
Karena rencana ilham ditolak mentaah-mentah, mereka akhrinya memutuskan untuk mencoba saran Sera untuk menemui ibu itu dirumahnya dan minta maaf.
"eh kita benerean nih mau ke rumah ibu guru?" tanya yuda
"iya dong kita sebagai laki-laki harus berani mempertanggung jawabkan perbuatan kita" kata ilham.
"iya sih , tapi emag diantara kita ada yang tau rumah ibu guru?” tanya damar
"tenang kawan-kawan sekalian, inilah gunanya seorang dika hadir diantara kalian"
"emang tau dik?"
"ho ho ho jelas" jawab dika yakin.
"yaudah berangkat kita"
mereka pun berangkat menuju lokasi dengan dika sebagi penunjuk jalannya.
"eh dik, perasaan dri tadi kita dah jalan kok ga nyampe-nyampe ya, tau ga sih temptnya ?
"hmmm, lupa-lupa ingat sih" jwab dika rgu
"yaelah emang kapan kamu kesini? " tanya damar
"belum pernah sih, cuma pernh dengar alamtnya aj "
"ya ampunn jadi kita nyasar nih?"
"sepertinya sih hehe" dika cuma nyengir
"yaudah kita tanya org aja" kata damar
"siapa yg mau nanya emang?"tnya dika
"siapa lagi lah kalo bukan dirimu dik" kta ilham yakin
"lah kok aku?"
"muka mu cocok jadi org nyasar" jawab damar
"enak aja, yaudah aku tanya dulu sama ibu-ibu disana"
dika pun langsung pergi menuju rumah yg ada ibu-ibu disana. perawakan ibu itu sih seperti ibu-ibu pada umumnya tak terlihat keanehan yg membuat dika ragu untuk bertanya , dan akhirnya dika pun memberanikan diri untuk bertanya.
*
"permisi bu, mau numpang tanya" kata dika sopan
ibu itu hanya diam sambil menatap dika dengan pandngn tajam, setajam pinset
"ini bu kami nyasar, lagi nyari alamt ibu guru kami"
"DASAR ANAK JAMAN SEKARANG UDAH DIBILANGIN #@#$%^^&*" ibu itu langsung mrah-marah ga jelas, dika pun langsung kaget karena ga menyangka ibu itu akan marah
“eh tapi bu, salah saya apa?” dika bingung
“KEMAREN UDAH DIKASIH TAU MASIH NGEYEL #@#$%^^&*” ibu itu tidak menghiraukn dika dan tetap memarahinya tanpa ampun. Dika pun langsung lari kabur.
"loh kok lari-larian gitu dik?" tanya yuda
"kami tau sih kalo cita-citamu mau ikut seleksi pelari pembawa obor olimpiaade tapi ga usah latihan disini juga" kata ilham
"gimana rumahnya ketemu? " tanya damar
sementara itu dika masih ngos-ngosan dan shock karena tiba-tiba dimarahin ibu-ibu gila itu
"wah parah, ibu itu gila kita tanya org lain aja lah tiba-tiba aku dmarahin ga jelas gitu, emang aku cowo apaan, asem dah"
"jadi kmu lari tadi karena dimarahin ibu itu?" tanya yuda
mendengar itu sontak mereka pun lngsung tertawa
“mukamu sih dik, ngeselin hahah” tambah ilham
"kalian lah sekarang gantian yg nanya, kapok aku nanya" kata dika sambil masih mengatur nafasnya yang msih ngos-ngosan
"sini biar aku ajarin cara nanya yg benar" kta ilham dengan penuh percaya diri, anak itu kalo urusan pede emang juaranya.
"nah itu ada bapak-bapak lagi main catur tanya gih, ntar keburu sore" kata damar
"oke" ilham pun lngsung ngacir ke sana.
*
"permisi bapak-bapak sekalian, saya mau numpang tanya kenal ibu epi ?"
"API? oh mau ngerokok dek? jngn merokok dek, ga baik" jawb bapk itu sekenanya
"bukan pak, BU EPI"
"oh epi,"
"tau pak?
"epi mana, ya?"
"ibu guru epi pak, guru SMA, kata teman saya tinggalnya di dekat sini"
"kalo epi guru ga tau saya dek, kalo epi DPR tau saya yg itu rumahnya" katanya smbil menunjuk satu rumah yg lumyan besar berwrna merah dengan pagar warna emas.
"eee tapi yang kami cari epi guru sama pak bukan epi DPR,pak"
"ooh kalo itu bapak ga tau dek, coba adek tanya sama epi DPR siapa tau masih sodara Hehe"
"oh iy makasih pak" ilham Cuma bisa tersenyum kecut mendengar jawaban bapak itu.
*
"berhasil ham?" tanya dika
"gatot" jawb ilham lesu
"jadi gimana nih kita?" tanya yuda
"ga tau juga nih,pulang aja apa?"
"yaudah pulang ajalah, udah keburu sore ini"
"eh tapi tunggu dulu itu kayaknya mobil ibu itu deh" kata damar sambil menunjuk sebuah mobil yang terparkir di dekat rumah.
"kayak nya sih iya, soalnya seingat aku mobil beliau itu ban nya ada 4" kata ilham ngasal
"eh koplak, dimana-mana mobil itu ban nya emng 4" kata yuda
"kita coba kesana dulu yuk, kalo ga ada baru kita pulang"
"boleh juga, itung-itung usaha terakhir"
“permisi, numpang tanya kenal ibu epi guru SMA?”
Dan saat itulah muncul bu epi keluar dari rumahnya,dan ternyata rumah itu memang rumah ibu guru mereka dan akhirnya mereka berhasil minta maaf dengan ibu itu dan ibu nya pun memaafkan mereka dengan syarat tidak mengulangi nya lagi
*
KEESOKKAN HRINYA
*
"gimana perjalananya kemren?” tanya sera excited
"sukses dong" kata ilham dengan penuh senyuman
"hampir gagal sih" kata yuda
"gara-gara dika sih, sotoy pake acara nyasar segala" kata damar kesel
"hehe" dika cuma cengengesan
"makanya kalian jagan bolos kalo lagi jam pelajaran" kata sera bijak
"iya sih, kami kapok dah bolos"
"nah gitu dong"
"eh iya nanti siang bisa temenin aku ke rumah ibu guru bahasa ga?"
"emang kamu tau tempatnya?" tanya yuda
"dika tau sih katanya kmren"
"hah, dika?” semua orang menoleh ke dika

dika cuma cengengesan

2 comments:

  1. Bagus2 kak ceritanyaa :) bisa mammpir ke blog aku yah poppydrw.blogspot.co.id , ditunggu kritik&sarannya :)

    ReplyDelete