"hoi,
buruan ke lapangan bentar lagi kita upacara nih, cepat nanti ada guru yg ngecek
kelas kita"
"aku
ga bisa nih"
"emang
kenapa? sakit perut?
"bukan"
"sakit
kepala?
"bukan"
"terus
apa?
"ga
ada topi :D"
"halah
klasik banget alasanmu"
"aku
jaga kelas aj deh "
"pake dijagain segala tuh kelas ga akan kabur"
"hehehe"
"yeh
malah cengengesan ayo cepat"
"aku
lagi males upacara nih, capek kemren baru selesai seleksi pelari pembawa obor
olimpiade"
"ada-ada
aja, yaudah ntar aku bilangin ke guru piketnya"
"tengkyu
sera,nanti aku traktir siomay deh"
"ga
mau, aku maunya batagor, dah ya, jaga baik-baik tuh kelas biar ga kabur"
akhirnya
dika pun bisa tenang di kelas seorang diri tanpa ada gangguan siapa-siapa. hari
senin emang hari yg bikin malas buat sebagian orang, dika termasuk ke golongan
itu, dari berangkat ke sekolah aja dia udah malas-malasan mungkin faktor kemrennya
hari minggu kali ya jadinya masih kebawa-bawa malasnya.
"akhirnya
bisa bebas, tp mau ngapainnya ya?"
"eh
kok kamu ngomong sendiri sih? kayak disinetron-sinetron aja"
"ini
kan aku ngomong dalam hati, dasar penulis aneh"
"LAH?"
dika emang
kadang orang nya suka nyebelin masa penulisnya aja dimarahin, eh sorry curhat.
tp dia itu sebenarnya baik kok buktinya masih pagi gini aja dia udah nolongin
ibu kantin. nolongin ngabisin makanannya sih. Dia emang paling hobi kalo urusan
makan tapi kalo urusan bayar belakangan, yg penting perut kenyang dulu katanya
prinsip yg dia pegang teguh.
"nak
dika makan terus, jgn lupa bayar ya" kata ibu kantin yang biasa diutangin
oleh dika
"siap
bu"
teng
teng teng teng teng
Bukan,
itu bukan suara orang jualan genteng, tp suara lonceng tanda jam pelajaran sudah
mau dimulai makanya dika langsung buru-buru ngacir ke kelas tapi ditengah jalan
dia bertemu ilham dan damar
"eh
kalian lagi ngapain disana ,ayo bentar lagi masuk nih"
"sini
dulu dik, kita ada bisnis nih" kta damar dengn nada serius.
"bisnis
apaan" tanya dika penasaran.
"tapi
bisnis ini R-A-H-A-S-I-A " jawab ilham dengan nada tak mau klah serius.
"eh
kok ngobrol nya jdi aneh gini, bisa sntai aja ga?"
"ga
bisa dik, krna ini R-A-H-A-S-I-A" damar menjawab dengan nada yg sama
S-E-R-I-U-S
"Eh
penulis ga boleh ikut-ikutan ya"
"LAH?
"jadi
bisninya apaan ? Penasaran nih”
"gini
kita ngobrolnya di belakang kelas aja gimana?” kata ilham
"bener
tuh kita ngobrol disana aja"
"kita
bolos nih? " tanya dika
"Sekali
sekali dik ayolah"
"hmmm,
ayolah penasaran juga aku dengn bisnisnya ini, awas klo ngecewaain"
Berangktlah
mereka ke belakng kelas.
Belakang
kelas dika emng suasana nya enak untuk ngumpul-ngumpul dan ngoboral santai
makanya disana jadi tempat basecamp klo mau bolos.
"jd
bisnis apa nih yg kita bicarakn sekarang ini" tanya dika penasaran
"ini
dik, sebenarnya ilham suka sama sera" kata damar
"
terus?"
"nah,
sera kan dekat samamu, jdi kan bisalah bantu-bantu dikit" kata ilham
"yah
jadi nih masalah cewe? yah kirain apaan tadi"
"kalo
soal lain mah mudah dik, tapi kalo ini bicara hati dik, beda " kata damar
menambahkan. Tak lama kemudian muncul lah sesosok manusia besar yg tak asing
lgi, dialah yuda.
"disini
rupanya kalian"
"kok
ga msuk yud"
"suntuk
dikelas, ga ngerti aku pelajaranya"
"mantap"
*
"wah
kalian kemana aja tadi?" tanya sera panik
"biasa
ada bisnis kecil2an" jawab dika sekenanya
"ini
kami lagi bisnis jual beli kecebong" jawab ilham ngasal
"hehehe"
damar dan yuda cuma cekikikan dengar jawban ilham yg ngasal smbil tersipu malu
"parah
kalian, ibu guru tadi marah karena kalian bolos"
"hah,
serius nih?" teriak yuda panik
"iya,
serius. mendingn kalian minta maaf deh"
"haduh,
ibunya udah pulang lagi,gimana dong?" dika jadi ikutan panik
"ah,
kalo urusan itu tenang aku punya rencana" kata ilham dengn penuh percaya
diri
"emang
apa rencanamu?" tanya dika
"gini
besok sebelum ibu itu masuk kelas, kita tunggu di luar kelas, pas dia udah
masuk baru
kita masuk
dengan sambil berjalan gaya boyband kece, terus kita lngsung berlutut sambil
minta maaf ke dia. Aku yakin ibu itu pasti maafin kita"
"rencana
yg briliant, tpi aku gaa mau ngelakuinnya deh kayaknya,geli" kata dika menolak
"aku
juga"
"aku
pun demikian"
Karena
rencana ilham ditolak mentaah-mentah, mereka akhrinya memutuskan untuk mencoba
saran Sera untuk menemui ibu itu dirumahnya dan minta maaf.
"eh
kita benerean nih mau ke rumah ibu guru?" tanya yuda
"iya
dong kita sebagai laki-laki harus berani mempertanggung jawabkan perbuatan
kita" kata ilham.
"iya
sih , tapi emag diantara kita ada yang tau rumah ibu guru?” tanya damar
"tenang
kawan-kawan sekalian, inilah gunanya seorang dika hadir diantara kalian"
"emang
tau dik?"
"ho
ho ho jelas" jawab dika yakin.
"yaudah
berangkat kita"
mereka
pun berangkat menuju lokasi dengan dika sebagi penunjuk jalannya.
"eh
dik, perasaan dri tadi kita dah jalan kok ga nyampe-nyampe ya, tau ga sih
temptnya ?
"hmmm,
lupa-lupa ingat sih" jwab dika rgu
"yaelah
emang kapan kamu kesini? " tanya damar
"belum
pernah sih, cuma pernh dengar alamtnya aj "
"ya
ampunn jadi kita nyasar nih?"
"sepertinya
sih hehe" dika cuma nyengir
"yaudah
kita tanya org aja" kata damar
"siapa
yg mau nanya emang?"tnya dika
"siapa
lagi lah kalo bukan dirimu dik" kta ilham yakin
"lah
kok aku?"
"muka
mu cocok jadi org nyasar" jawab damar
"enak
aja, yaudah aku tanya dulu sama ibu-ibu disana"
dika pun
langsung pergi menuju rumah yg ada ibu-ibu disana. perawakan ibu itu sih seperti
ibu-ibu pada umumnya tak terlihat keanehan yg membuat dika ragu untuk bertanya
, dan akhirnya dika pun memberanikan diri untuk bertanya.
*
"permisi
bu, mau numpang tanya" kata dika sopan
ibu itu
hanya diam sambil menatap dika dengan pandngn tajam, setajam pinset
"ini
bu kami nyasar, lagi nyari alamt ibu guru kami"
"DASAR
ANAK JAMAN SEKARANG UDAH DIBILANGIN #@#$%^^&*" ibu itu langsung
mrah-marah ga jelas, dika pun langsung kaget karena ga menyangka ibu itu akan
marah
“eh tapi
bu, salah saya apa?” dika bingung
“KEMAREN
UDAH DIKASIH TAU MASIH NGEYEL #@#$%^^&*” ibu itu tidak menghiraukn dika dan
tetap memarahinya tanpa ampun. Dika pun langsung lari kabur.
"loh
kok lari-larian gitu dik?" tanya yuda
"kami
tau sih kalo cita-citamu mau ikut seleksi pelari pembawa obor olimpiaade tapi
ga usah latihan disini juga" kata ilham
"gimana
rumahnya ketemu? " tanya damar
sementara
itu dika masih ngos-ngosan dan shock karena tiba-tiba dimarahin ibu-ibu gila
itu
"wah
parah, ibu itu gila kita tanya org lain aja lah tiba-tiba aku dmarahin ga jelas
gitu, emang aku cowo apaan, asem dah"
"jadi
kmu lari tadi karena dimarahin ibu itu?" tanya yuda
mendengar
itu sontak mereka pun lngsung tertawa
“mukamu
sih dik, ngeselin hahah” tambah ilham
"kalian
lah sekarang gantian yg nanya, kapok aku nanya" kata dika sambil masih
mengatur nafasnya yang msih ngos-ngosan
"sini
biar aku ajarin cara nanya yg benar" kta ilham dengan penuh percaya diri,
anak itu kalo urusan pede emang juaranya.
"nah
itu ada bapak-bapak lagi main catur tanya gih, ntar keburu sore" kata
damar
"oke"
ilham pun lngsung ngacir ke sana.
*
"permisi
bapak-bapak sekalian, saya mau numpang tanya kenal ibu epi ?"
"API?
oh mau ngerokok dek? jngn merokok dek, ga baik" jawb bapk itu sekenanya
"bukan
pak, BU EPI"
"oh
epi,"
"tau
pak?
"epi
mana, ya?"
"ibu
guru epi pak, guru SMA, kata teman saya tinggalnya di dekat sini"
"kalo
epi guru ga tau saya dek, kalo epi DPR tau saya yg itu rumahnya" katanya
smbil menunjuk satu rumah yg lumyan besar berwrna merah dengan pagar warna
emas.
"eee
tapi yang kami cari epi guru sama pak bukan epi DPR,pak"
"ooh
kalo itu bapak ga tau dek, coba adek tanya sama epi DPR siapa tau masih sodara
Hehe"
"oh
iy makasih pak" ilham Cuma bisa tersenyum kecut mendengar jawaban bapak
itu.
*
"berhasil
ham?" tanya dika
"gatot"
jawb ilham lesu
"jadi
gimana nih kita?" tanya yuda
"ga
tau juga nih,pulang aja apa?"
"yaudah
pulang ajalah, udah keburu sore ini"
"eh
tapi tunggu dulu itu kayaknya mobil ibu itu deh" kata damar sambil
menunjuk sebuah mobil yang terparkir di dekat rumah.
"kayak
nya sih iya, soalnya seingat aku mobil beliau itu ban nya ada 4" kata
ilham ngasal
"eh
koplak, dimana-mana mobil itu ban nya emng 4" kata yuda
"kita
coba kesana dulu yuk, kalo ga ada baru kita pulang"
"boleh
juga, itung-itung usaha terakhir"
“permisi,
numpang tanya kenal ibu epi guru SMA?”
Dan saat
itulah muncul bu epi keluar dari rumahnya,dan ternyata rumah itu memang rumah
ibu guru mereka dan akhirnya mereka berhasil minta maaf dengan ibu itu dan ibu
nya pun memaafkan mereka dengan syarat tidak mengulangi nya lagi
*
KEESOKKAN
HRINYA
*
"gimana
perjalananya kemren?” tanya sera excited
"sukses
dong" kata ilham dengan penuh senyuman
"hampir
gagal sih" kata yuda
"gara-gara
dika sih, sotoy pake acara nyasar segala" kata damar kesel
"hehe"
dika cuma cengengesan
"makanya
kalian jagan bolos kalo lagi jam pelajaran" kata sera bijak
"iya
sih, kami kapok dah bolos"
"nah
gitu dong"
"eh
iya nanti siang bisa temenin aku ke rumah ibu guru bahasa ga?"
"emang
kamu tau tempatnya?" tanya yuda
"dika
tau sih katanya kmren"
"hah,
dika?” semua orang menoleh ke dika
dika
cuma cengengesan
Bagus2 kak ceritanyaa :) bisa mammpir ke blog aku yah poppydrw.blogspot.co.id , ditunggu kritik&sarannya :)
ReplyDeleteTerima kasih poppy
Delete